Negara Sibuk Bahas Ijazah Palsu, Negara Lain Sudah Uji Coba Tinggal di Mars
Tahun 2025. Dunia sedang sibuk menguji AI yang bisa bedah tumor, mobil tanpa sopir, dan eksperimen manusia tinggal di Mars.
Sementara itu di negeri +62?
“Kami akan bentuk tim khusus investigasi ijazah palsu.”
“Kita tidak boleh memilih pemimpin dari alumni universitas bodong.”
“Kami akan memverifikasi semua berkas secara manual.”
Ijazah.
Palsu.
Lagi.
Dan lagi.
Dan entah kenapa… selalu ramai setiap mendekati pemilu.
Kita Sibuk Ngubek Arsip, Mereka Sibuk Bangun Masa Depan
Negara lain:
- Bikin robot bedah
- Uji coba otak manusia ditanam chip
- Buka sekolah jarak jauh pakai metaverse
Kita:
- Nanya: “Kampus kamu beneran ada gak sih?”
- Cek ke DIKTI manual, pakai surat fisik
- Bahas ulang di podcast, Twitter, dan acara debat TV yang sama isinya tiap tahun
Ijazah Itu Penting, Tapi Masa Depan Lebih Penting
Ya, tentu penting memastikan pemimpin atau pejabat publik gak bohong soal pendidikan.
Tapi kalau sampai:
- Dibahas lebih heboh dari isu pangan
- Jadi bahan politik sampai rakyat bingung
- Jadi konten komedi karena terlalu absurd
…maka mungkin yang palsu bukan cuma ijazahnya. Tapi juga niat menyelesaikannya.
Di Negeri Ini, Mobil Terbang Masih Mimpi
Negara sebelah uji coba mobil terbang.
Kita masih sibuk debat:
“Apa itu ijazah asli kalau kampusnya gak terkenal?”
“Kalau kuliahnya daring, boleh gak dianggap sah?”
“Kalau gelarnya beda sama jurusan, ini penipuan?”
Padahal, yang kita butuhkan adalah kompetensi, bukan selembar kertas yang bisa dipalsukan di printer rentalan.
Akhir Kata
Kalau dunia lagi lomba bikin AI supercerdas dan roket ulang-alik ke bulan,
tapi kita masih ngurusin ijazah bodong yang itu-itu aja sampek putu dadi buyut…
Mungkin ini saatnya kita nanya:
“Negara ini mau maju ke depan, atau muter-muter di masa lalu?”
Karena bangsa yang terlalu sibuk memverifikasi masa lalu,
akan selalu ketinggalan mengejar masa depan.
Ditulis oleh Wasis Sarwo Estu