ocehan-keresahan 03 August 2025

Lapangan Kerja 19 Juta: Dicari, Dikecam, Diabaikan

Lapangan Kerja 19 Juta: Dicari, Dikecam, Diabaikan
Bagikan:

Lapangan Kerja 19 Juta: Dicari, Dikecam, Diabaikan

Ada satu frase yang belakangan ini sering muncul di komentar politikus, aktivis, dan akun gosip:

“Janji 19 juta lapangan kerja kok belum keliatan?”

Dan seperti biasa, masyarakat Indonesia yang kreatif langsung membuatnya jadi punchline. Setiap ada lowongan tukang cuci piring, muncul komentar, “1 dari 19 juta telah muncul.”
Tiap ada ojol baru join Grab, “Alhamdulillah 1 slot terpenuhi.”
Tiap ada seleb tiktok buka endorse jasa titip, “ini lapangan kerja ke-873.213 kah?”

Lucu sih. Tapi yuk, kita berhenti sebentar. Duduk. Hirup udara. Lalu tanya diri sendiri: kita ini sedang bercanda, mengeluh, atau beneran nuntut?

Apakah 19 Juta Itu Beneran Janji Surga?

Gampang banget nuntut: “Mana buktinya?”
Tapi coba kita balik:

  • Emang sekarang udah ada berapa?
  • Yang udah dibuka diam-diam sama sektor informal, UKM, startup, warung kopi, pabrik baru — udah kamu hitung?
  • Apakah yang dimaksud lapangan kerja itu selalu “kerja kantoran AC + BPJS + gaji UMR + WFH hybrid no toxic”?

Jangan-jangan 19 juta itu sudah setengah jalan, tapi gak ada yang sadar karena gak semua orang mau isi form lamaran kerja. Semua sibuk main Tiktok dan scroll lowongan sambil nulis “kerjaan zaman sekarang gaji kecil semua”.

Layak Kerja Gak, Bro?

Oke, lapangan kerja banyak. Tapi kamu layak isi yang mana?
Serius tanya nih.

Soalnya:

  • Kalau skill kamu cuma copy-paste jawaban interview dari ChatGPT, ya susah.
  • Kalau attitude kamu kayak anak magang yang ngambekan dan bawa bantal ke kantor, ya susah.
  • Kalau ekspektasi gaji kamu 10 juta tapi kerjaanmu baru bisa selesai 70% lewat jam 5 sore, ya susah.

Lapangan kerja itu bukan hanya soal dibukakan, tapi juga soal kemampuan kita membuka diri buat kerja.

Pemerintah Juga Gak Boleh Lolos Gitu Aja

Tapi ya tentu saja, kita juga gak bisa nyanyi “Mangu” sambil maaf-maafan sama para pemangku jabatan.

Kalau udah janji 19 juta, ya harusnya disampaikan juga:

  • Sudah berapa yang dibuka?
  • Di sektor mana aja?
  • Apakah yang disebut lapangan kerja itu kerja penuh waktu, paruh waktu, atau ‘kamu jualan skincare di IG dan itu dihitung lapangan kerja mandiri’?

Transparansi itu penting, supaya masyarakat gak nunggu-nunggu kerjaan kayak nunggu jodoh: gak datang-datang, tapi masih berharap.

Penutup

Mengkritik itu penting. Tapi jangan sampai kita lupa mengukur diri.

Jangan sampai keluhan “mana 19 juta lapangan kerja?” keluar dari mulut yang belum pernah apply kerja apa pun dalam 2 tahun terakhir, karena sibuk nunggu konten viral.


Ditulis oleh Wasis Sarwo Estu

Terkait

Lihat Semua